ARTIKEL
KURIKULUM
MATA KULIAH KURIKULUM DAN PENDIDIKAN PEMBELAJARAN
Di Susun Oleh :
PURWATI
(2227150088)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
A.PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum berasal dari bahasa latin (yunani), yakni curere yang berubah menjadi kata benda curriculum. Kurikulum, bentuk jamaknya adalah curricula. Kata ini dipakai pertama kali dalam dunia atletik. Dalam dunia ini, kurikulum diartikan sebagai a race course, a place for running a chariot. Suatu jarak untuk perlombaan yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Sedangkan a chariot diartikan semacam kereta pacu pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seseorang lari dari start sampai finish.
Dalam arti yang lebih luas (modern) kurikulum bukanlah sekedar sejumlah mata pelajaran, tetapi memiliki cakupan yang lebih luas. Beberapa ahli berpendapat bahwa kurikulum dalam pengertian ini adalah “semua pengalaman yang disajikan kepada murid di bawah bantuan atau bimbingan sekolah”. Ada juga pengertian “semua pengalaman murid di bawah tanggungjawab sekolah”. Pendapat lain menyatakan “kurikulum merupakan rencana tersusun dari pengalaman murid yang bersifat actual dibawah bimbingan sekolah, mata pelajaran yang ada hanya sebagian kecil dari program kurikulum”. Pendapat lain juga menyatakan bahwa “kurikulum adalah segala kegiatan yang dilaksanakan sekolah bagi murid-murid”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan murid dibawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau guru. Pengertian kurikulum ini memberikan implikasi pada program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi kegiatan di dalam kelas yang menjadi tanggung jawab guru dan kegiatan di luar kelas yang menjadi tanggung jawab sekolah.
B.KURIKULUM-KURIKULUM YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA
Dunia pendidikan di Indonesia sudah berkali-kali melakukan perubahan kurikulum hal ini dilakukan dalam rangka menyempurnakan system pendidikan di Indonesia yang dinilai sangat buruk dikawasan asia. Perjalanan kurikulum pendidikan di Indonesia meliputi:
A.Kurikulum 1947
Kurikulum yang pertama kali diberlakukan di sekolah Indonesia pada awal kemerdekaan ialah kurikulum 1947 yang dimaksudkan untuk melayani kepentingan bangsa Indonesia. Penerbitan UU No. 4 tahun 1950 merumuskan pula tujuan kurikulum menurut jenjang pendidikan. Sekolah mengharuskan menyempurnakan kurikulum 1947 agar lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
Berikut ini ciri-ciri Kurikulum1947:
1.Sifat kurikulum Separated Subject Curriculum (1946-1947),
2.Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah,
3.Jumlah mata pelajaran : Sekolah Rakyat (SR) – 16 bidang studi, SMP-17 bidang studi dan SMA jurusan B-19 bidang studi.
B.Kurikulum1968
Kurikulum 1968 ditandai dengan pendekatan peng-organisasian materi pelajaran dengan pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda, yang dilakukan secara korelasional (correlated subject curriculum), yaitu mata pelajaran yang satu dikorelasikan dengan mata pelajaran yang lain, walaupun batas demokrasi antar mata pelajaran masih terlihat jelas. Muatan materi masing-masing mata pelajaran masih bersifat teoritis dan belum terikat erat dengan keadaan nyata dalam lingkungan sekitar. Pengorganisasian mata pelajaran secara korelasional itu berangsur-angsur mengarah kepada pendekatan pelajaran yang sudah terpisah-pisah berdasarkan disiplin ilmu pada sekolah-sekolah yang lebih tinggi.
Berikut ciri-ciri kurikulum 1968 :
1.Sifat kurikulum correlated subject,
2.Jumlah mata pelajaran SD-10 bidang studi, SMP-18 bidang studi Bahasa Indonesia dibedakan atas Bahasa Indonesia I dan II), SMA jurusan A-18 bidang studi,
3.Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II, dan disederhanakan menjadi dua jurusan, yaitu Sastra Sosial Budaya dan Ilmu Pasti Pengetahuan Alam.
C.Kurikulum 1975
Di dalam kurikulum 1975, pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan kurikulum, sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus. Dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta didik, setelah mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode penyampaian satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Melalui PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Ciri-ciri kurikulum 1975:
1.Berorientasi pada tujuan
2.Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan- tujuan yang lebih integratif
3.Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu
4.Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa
5.Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
D.Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 pada hakikatnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Asumsi yang mendasari penyempurnaan kurikulum 1975 ini adalah bahwa kurikulum merupakan wadah atau tempat proses belajar mengajar berlangsung yang secara dinamis, perlu senantiasa dinilai dan dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat.
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Berorientasi kepada tujuan instruksional pada proses belajar di Sekolah.
2.Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
3.Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
4.Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang di berikan kepada guru untuk dipelajari mereka.
5.Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks sehingga dapat mempermudah siswa.
6.Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.
E.Kurikulum 1994
Dengan mendasarkan kepada seluruh proses penyusunan kurikulum pada ketentuan-ketentuan yuridis dan akademis di atas, maka diharapkan kurikulum 1994 telah mampu menjembatani semua kesenjangan yang terdapat dalam dunia pendidikan di sekolah. Namun, harapan itu sepertinya tidak terwujud sebagaimana diperlihatkan oleh sedemikian banyak dan gencarnya . Keluhan pengelola pendidikan mengenai berbagai kelemahan dan kekurangan kurikulam 1994.
Adapun ciri-ciri kurikulum 1994 adalah sebagai berikut :
1.Sifat kurikulum objective based curriculum,
2.Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
3.Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
4.Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
5.Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial
6.Nama SMP dan SLTP kejuruan diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama),dan SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum)
7.Penjurusan di SMU dilakukan di kelas II, f) penjurusan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,
8.SMK memperkenalkan program pendidikan sistem ganda (PSG).
Aspek yang dikedepankan dalam kurikulum 1994 ialah terlalu padat, sehingga sangat membebani siswa yang berpengaruh pada merosotnya semangat belajar siswa, sehingga mutu pendidikan pun semakin terpuruk. Akibatnya adalah siswa enggan belajar lama di sekolah. Jika sejak awal siswa dicemaskan dengan mata pelajaran yang menjadi momok di sekolah, maka mereka akan menjadi bosan dan kegiatan belajar mengajar menjadi menyebalkan.
F.Kurikulum Berbasis Kompetensi
Harapan masyarakat terhadap kurikulum pendidikan di Indonesia, pada hakikatnya adalah adanya komunikasi dua arah yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar menjadi interaktif dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun bagi guru. Belajar menyenangkan itulah sebenarnya konsep pendidikan yang dapat membawa peserta didik (siswa) untuk menguasai kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Harapan-harapan inilah yang seharusnya diakomodasi di dalam penyusunan kurikulum.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3.Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur.
C.TUJUAN KURIKULUM
Komponen tujuan merupakan titik tolak dan fokus bagi komponen-komponen lainnya dalam pengembangan system tersebut.
Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal , yaitu :
1.Tujuan Umum
Tujuan pendidikan yang masih bersifat umum adalah tujuan nasional dan tujuan institusional.
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan insttitusional adalah tujuan yang menjadi landasan bagi setiap lembaga dan masih menggambarkan nilai-nilai, kebutuhan dan harapan dari masyarakat.
2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam pendidikan adalah tujuan yang menggambarkan kecapakan atau kemampuan dalam bidang studi atau aspek tertentu, serta menggambarkan perilaku khusus yang lebih konkret dan spesifik,
Tujuan khusus dalam pendidikan terbagi menjadi dua bagian , yaitu tujuan kurikuler (goal) dan tujuan instruksional (objective).
Tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diarapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai yang dianut suatu bangsa tujuan. .
D.ISI KURIKULUM
Isi program kurikulum atau yang disbut bahan ajar adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada siswa sebagai pembelajardalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi materi ajar atau isi kurikulum antara lain :
1.Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa
2.Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataaan social
3.Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
4.Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan
Materi ajar pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematik dalam bentuk :
1.Teori, yaitu seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan , yang menyajikan pendapat sistematik tentag gejala dengan menspesifikasi ubungan antara variable – variable yang dimaksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2.Konsep, yaitu merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3.Generalisasi ,kesimpulan umum berdasarkan hal hal yang khusus, bersumber dai analisis atau pembuktian dalam penelitian.
4.Prinsip , yaitu ide utamapola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep
5.Prosedur , yaitu seri langkah – langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilkukan peserta didik
6.Fakta , yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting , terdiri dari terminology , orang dan tempat serta kejadian.
7.Istilah , kata- kata perbendaharaan yang baru dan khsuus yang diperkenalkan dalam materi
8.Contoh / ilustrasi , yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk mmperjelas suatu uraian.
9.Definisi , yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal.
10.Preposisi , yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
E.PROBLEMATIKA MENGENAI KURIKULUM
Ada tiga konsep tentang kurikulum, yaitu :
1.Pertama kurikulum sebagai substansi yaitu sebuah rencana pembelajaran dikelas.
2.Kedua , kurikulum sebagai system yaitu bagian dari system persekolahan, system pendidikan, bahkan system masyarakat, dan
3.ketiga kurikulum sebaga bidang studi yaitu bidang studi atau kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Sebagai sebuah rencana pembeajaran dikelas, wajar jika terjadi perubahan – perubahan apabila dirasa tidak sesuai dengan kondisi kelas
F.KURIKULUM 2013
Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa system pendidikan itu dinamis. Jika system penddiikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan.
Kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.
Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap(attitude) , keterampilan(skill) dan pengetahuan (knowledge)
KENAPA KURIKULUM 2013???
Karena sejalan dengan amanat UU no 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal :35 Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah dapat mengahsilkan insane Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui pengetahuan sikap(tahu kenapa) keterampilan(tahu bagaimana) dan pengetahuan(tahu apa)yang terintegrasi.
Secara konseptual draft kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehesif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, social dan spirirtualnya.
Meskipun demikian , draft yang bagus hanya akan berada pada tataran konsep apabila tidak diimbangi dengan pemberdayaan para pemangku kepentingan pendidikan, khususnya guru.
Posisi guru haus di posisikan sebagai “actor utama” dalam implementasi Kurikulum 2013. Para guru harus benar-benar disiapkan dengan matang, mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian, analisis, hingga tindak lanjutnya. Dengan memberdayakan pemangku kepentingan utama impelementasi kurikulum dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan.
G.PERMASALAHAN DAN ALASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah
1.Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tau menjadi siswa mencari tahu ) dan proses penilaian (dari beerbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran
2.Kecenderungan akhir – akhir ini banyak Negara-negara menambah jam pelajarannya
3.Perbandingan dengan Negara - Negara lain menunjukan jam pelajaran di Indonesia relative lebih singkat, dan
4.Pembelajaran di Finlandia relative singkat, karena didukung dengan pembeajaran tutorial.
Adapun factor – factor lainnya yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013 adalah:
Pertama, tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi , masalah lingkungan hidup , dan ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, invenstasi dan transformasi pada sector peendidikan.
Kedua , kompetensi masa depan yang meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga Negara yang efektif , dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Ketiga, fenomena social yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi , pagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian dan gejolak social (social unrest).
Keempat, adalah persepsi public yang menilai pendidikan salama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.
Perbaikan kurikulum sebenarnya perlu dilakukan tidak hanya pada pengelolaan kelas, tetapi factor psikologis siswa juga perlu diperhatikan. Kesesuaian antara materi yang disampaikan ke siswa dengan kemampuan penerimaan mataeri yang diajarkan harus benar-benar di pertimbangkan. Materi yang disampaikan harus bisa diterima oleh semua siswa, bukan hanya oleh segelintir siswa yang cerdas atau pintar saja.
Berkenaan dengan perbaikan kurikulum, perbaikan kurikulum ini bisa dilakukan oleh seorang guru tanpa harus koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Guru boleh mengerahkan segala kemampuan dan pemikirannya untuk mengadakan perbaikan kurikulum sehingga kualitas pembelajaran dikelas semakin meningkat.
Perbaikan kurikulum adalah suatu keharusan bagi seorang guru professional. Perbaikan kurikulum ini sangat perlu dilakukan karena kondisi pembelajar di setiap kelas dan di setiap level tidaklah sama.
Guru harus tanggap terhadap situasi dan kondisi belajar siswa. Guru harus siap mengadakan perbaikan atau revisi terhadap kurikulum yang dia rancang apabila ternayat tidak cocok dengan situasi dan kondisi di kelas. Perbaikan harus tetap dilakukan , seperti sebuah siklus yang tidak berujung.
Dengan demikian, kurikulum tersebut akan tetap up to date dan relevan dengan kodisi siswa dikelas.
Factor – factor yang dapat menyebabkan perubahan kurikulum adalah sebagai berikut :
1.Perubahan social yang berdampak pada pendidikan
2.Relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
3.Masalah mutu pendidikan
4.Adanya pergeseran penekanan tujuan pembelajaran
5.Adanya pergeseran orientasi proses pembeajaran
6.Studi komparatif kurikulum Negara lain
7.Tantangan kurikulum pada abad 21
8.Globalisasi di bidang pendidikan
REFERENSI
Hidayat, Sholeh . Pengembangan Kurikulum Baru : PT Remaja Rosdakarya . 2013. Serang
Wahyudin, Dinn. Manajemen Kurikulum .: PT Remaja Rosdakarya . 2014 . Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar