Minggu, 25 Desember 2016

Psikologi pendidikan

Nama : Purwati
Nim : 2227150088
Tk/Semester : PGSD / 3C

1. Uraikan dan jelaskan ciri-ciri dan masalah perkembangan anak usia sekolah dasar !
Jawab :
• Ciri-ciri perkembangan anak usia sekolah dasar :
A. Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
7. Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak.
8. Kehidupan  adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan bekerja
9. Kemampuan (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat mengagumkan.
B. Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
• Masalah perkembangan anak usia sekolah dasar :
masalah yang berkaitan dengan perkembangan muris sekolah dasar sebagai berikut:
1. Masalah yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan, di antaranya kecacatan, gangguan otot gerak, penyakit yang diderita, status kesehatan, dan gangguan indra.
2. Masalah yang berkaitan dengan belajar, diantaranya lamban belajar, lemah belajar, kurang motivasi belajar dan prestasi belajar rendah.
3. Masalah-masalah emosional. Di antaranya takut, mudah marah, depresi, khawatir dan pengecut.
4. Masalah-masalah moral, di antaranya bicara porno, menyontek, berbohong, mencuri, menipu dan lari dari tanggung jawab.
5. Masalah penyesuaian, di antaranya kejam, suka mengganggu dan tidak mau bekerja sama.
6. Masalah-masalah kelompoknya.
7. Masalah  yang berkaitan dengan keluarga dan rumah tangga.
8. Masalah kepribadian.

2. Jelaskan implikasi pertumbuhan dan perkembangan serta kematangan peserta didik !
Jawab :
Berikut ini adalah butir dari implikasi pertumbuhan dan perkembangan serta kematangan peserta didik :
1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu. Interaksi antara individu dengan lingkungan social itulah yang memungkinkannya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan, sehingga akan dapat mencapai keterampilan-keterampilan tertentu yang dituntut sesuai dengan tingkat perkembangannya. Disinilah peran lingkungan nampak, sehingga diharapkan lingkungan dapat memberikan atau menyediakan stimulasi-stimulasi bagi berlangsungnya pertumbuhan atau perkembangan secara wajar dan lancar.
2. Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan. Disinilah peran faktor intra individual yang berupa potensi-potensi psikis seperti minat, motivasi, dan sebagaimana untuk diaktualisasikan oleh individu dengan bantuan dari pendidik. Pendidik tidak hanya menanti kapan individu itu bangkit, melainkan harus berupaya agar potensi-potensi yang ada pada peserta didik dapat teraktualisasikan secara baik.
3. Dalam  interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga. Disini pun manusia belajar menyesuaikan diri pada nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dan diikuti oleh anggota-anggota kelompok dalam lingkungan keluarga itu. Oleh karenannya keluarga adalah lembaga social pertama yang dikenal oleh anak dalam rangka proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
5. Setelah  umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain. Untuk menunjang perkembangan anak sesuai dengan berbagai jenis kematangan dan tingkat kematangan tersebut, maka para pendidik/pengajar/pengasuh anak hendaknya berusaha menciptakan atau mengembangkan lingkungan belajar secara efektif. Jadi segala sesuatunya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atau tingkat pertumbuhan atau perkembangan peserta didik.
6. Kematangan  sosial merupakan lkitasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.Oleh karena itu, lingkungan social yang menguntungkan akan sangat menunjang perkembangan kecerdasan peserta didik.
7. Kematangan  emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya. Maka dapat dipahami bahwa seorang peserta didik hanya akan dapat belajar apabila ia didorong, dimotivasi sehingga menjadi tergerak, terdorong untuk mempelajari sesuatu.
8. Kematangan  jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan. Oleh karena itu wajarlah kiranya apabila para pendidik mengutamakan kesehatan jasmani anak sebagai pangkal tolak untuk perkembangan manusia seutuhnya. Usaha-usaha kearah ini dilakukan di sekolah-sekolah melalui kegiatan ekstra misalnya : perkumpulan olahraga bela diri, pencak silat, bola volley, dan sebagainya.
9. Pendidik  yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
10. Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Oleh karena itu untuk memahami tingkah laku peserta didik perlu dilakukan peninjauan latar belakang kehidupan keluarga.
11. Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Iklim emosional yang positif atau negative dalam keluarga akan mewarnai sikap dan tingkah laku anak pada masa-masa perkembangan berikutnya.
12. Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya. Dengan sikap yang demikian ia mengadakan pendekatan terhadap dunia orang dewasa. Kecenderungan untuk mendapatkan informasi yang benar atau memperoleh penerangan dalam interaksi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan social merupakan kehausan fakta dan data yang tak terpuaskan.
13. Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat. Pada akhir masa ini anak mengalami suatu masa tenang, sadar akan diri sendiri dan menaruh perhatian yang menyegarkan terhadap lingkungan fisik maupun sosialnya.
14. Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
15. Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok. Agar supaya pendidik dapat mendirikan perlakuan secara tepat dan terarah maka pendidik hendaknya memahami secara benar siapa sebenarnya peserta didik itu, bagaimana latar belakangnya (lingkungannya) dan bagaimana kecenderungan-kecenderungannya dalam bertingkah laku (mengetahui apa yang menjadi tujuan-tujuannya). Dengan demikian pendidikan harus berusaha membantu perkembangan peserta didik secara optimal dengan tetap memperhatikan segi-segi pembawaan, lingkungan, kematangan, dan usaha-usaha belajar yang berkaitan dengan motivasi dan kebutuhan.

3. Sebagai calon guru, jelaskan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang guru !
Jawab :
Menurut kompetensi pedagogik seorang guru harus  :
1. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

4. Jelaskan dan uraikan karakteristik perkembangan konsep diri peserta didik !
Jawab :
Karakteristik perkembangan konsep diri peserta Didik terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Konsep Diri Anak Usia Sekolah
Pada  awal masuk SD, terjadi penurunan dalam konsep diri anak-anak. Hal ini mungkin disebabakan oleh tuntutan baru dalam akademik dan perubahan sosial yang muncul disekolah. SD banyak memberikan perubahan kesempatan kepada anak-anak untuk membandingkan dirinya dengan teman-temannya, sehingga penilaian dirinya secara  gradual menjadi lebih realistis.

Menurut Santrock (1995), perubahan-perubahan dalam konsep diri anak selama tahun-tahun SD dapat dilihat sekurang-kurangnya dari tiga karakteristik konsep diri, yaitu:
a. Karakteristik Internal
Berbeda  dengan anak-anak prasekolah, anak usia SD lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik eksternal. Penelitian F. Abound dan S. Skerry (1983) menerumakan bahwa anak-anak kelas dua jauh lebih cenderung menyebutkan karakteristik psikologis (seperti sifat-sifat kepribadian) dalam pendefinisian diri mereka dan kurang cendrung menyebutkan karakteristik fisik (seperti warna mata atau pemilikan). Misalnya, anak usia 8 tahun mendeskripsikan drinya sebaga: ”Aku seorang yang pintar dan terkenal”. Anak usia 10 tahun berkata tentang dirinya: ”Aku cukup lumayan tidak khawatir terus menerus, Aku biasanya suka marah, tetapi sekarang aku sudah lebih baik .
b. Karakteristik aspek-aspek sosial
Selama tahun-tahun SD, aspek-aspek sosial dari pemahaman dirinya juga meningkat. Dalam suatu investigasi, anak-anak SD seringkali menjadikan kelompok-kelompok sosial sebagai acuan dalam deskripsi mereka. Misalnya, sejumlah anak mengacu diri mereka sebagai Pramuka perempuan, sebagai seorang yang memiliki dua sahabat karib.
c. Karakteristik perbandingan sosial
Pada tahap perkembangan ini, anak-anak cenderung membedakan diri mereka dari orang lain secara komparatif daripada secara absolut. Misalnya, anak anak usia SD tidak lagi berpikir tentang apa yang ”aku lakukan’ atau yang ”tidak aku lakukan”, tetapi cenderung berpikir tentang ”apa yang dapat aku lakukan dibandingkan dengan ”apa yang dapat dilakukan oleh orang lain”.
2. Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
A. Abstrak  and idealistic.
Pada  masa remaja, anak-anak lebih mungkin membuat gambaran tentang diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik.
B. Differentiated
Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi. Dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin terdiferensiasi.
C. Contradictions within the self
Setelah  remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda-beda, kaka muncullah kontradiksi antara diri-diri yang terdeferensiasi .
D. The Fluctiating Self
Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan. Diri remaja akan terus memiliki ciri ketidakstabilan hingga masa di mana remaja berhasil membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh, dan biasanya tidak terjadi hingga masa remaja akhir, bahkan hingga masa dewasa awal.
E. Real and Ideal, True and False Selves
Munculnya kemampuan remaja untuk mengkonstruksikan diri ideal mereka di samping diri yang sebenarnya. Kemampuan utnuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata dengan diri yang ideal menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif dan adanya perbedaan yang terlalu jauh antara diri yang nyata dengan diri ideal menunjukkan ketidakmampuan remaja untuk menyesuaikan diri. 
F. Social Comparison
Remaja lebih sering menggunakan social comparison (perbandingan social) untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Namun, kesediaan remaja untuk mengevaluasi diri mereka cenderung menurun pada masa remaja karena menerut mereka perbandingan social itu tidaklah diinginkan Namun, kesediaan remaja untuk mengevaluasi diri mereka cenderung menurun pada masa remaja karena menerut mereka perbandingan social itu tidaklah diinginkan
G. Self-Conscious
Remaja lebih sadar akan dirinya dibandingkan dengan anak-anak dan lebih memikirkan tentang pemahaman diri mereka.
H. Self-protective
Remaja juga memiliki mekanisme untuk melindungi dan mengembagkan dirinya. Dalam upaya melindungo dirinya, remaja cendrung menolak adanya karakteristik negatif dalam diri mereka.
I. Unconscious
Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa komponen yang tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti komponen yang disadari. Pengenalan seperti ini tidak muncul hingga masa remaja akhir. Artinya, remaja yang lebih tua, yakin akan adanya aspek-aspek tertentu dari pengalaman mental dari mereka yang berada di luar kesadaran atau control mereka dibandingkan dengan remaja yang lebih muda.
J. Selfintegration
Terutama pada masa remaja akhir, konsep diri menjadi lebih terintegrasi, dimana bagian yang berbeda-beda dari diri secara sistematik menjadi satu kesatuan. Remaja yang lebih tua, lebih mampu mendeteksi adanya ketidakkonsistenan.
6. Calon  guru harus mengenal siswanya, uraikan type peserta didik dalam belajar !
Jawab :
Berikut adalah 7 type peserta Didik dalam belajar menurut gifare
1. Tipe  Increamental
Tipe belajar ini dimiliki oleh siswa pada umumnya, dimana mereka dapat menerima informasi belajar secara selangkah demi selangkah. Mulai dari materi yang termudah ke materi yang tersulit. Untuk memahami pelajaran berikutnya, siswa harus paham terlebih dahulu materi sebelumnya. Ini menjadi pedoman bagi guru dalam merancang pembelajaran berikutnya.
2. Tipe intuitif
Anak cerdas termasuk tipe belajar ini. Mereka mampu belajar tidak berurutan, menerima dan mensintesakan informasi belajar dengan cepat dan tepat. Mampu menghubungkan satu materi pelajaran terdahulu dengan pelajaran yang sedang dibahas
3. Tipe Sensory Specialist
Siswa  mampu mempelajari sesuatu berdasarkan indra tertentu saja. Misalnya menggunakan indra penglihatan, atau indra pendengaran saja
4. Sensory generalis
Siswa tipe ini mampu belajar harus menggunakan media belajar. Mereka sangat peka menrima pelajaran melalui media gambar, tulisan dan berbagai media 2 atau 3
5. Tipe emosional
Siswa tipe  ini suka melibatkan hubungan emosional dengan teman. Oleh sebab itu mereka suka berdiskusi dan berbagi dengan teman di kelompoknya. Metode pembelajaran yang sesuai dengan mereka adalah metode diskusi kelompok.
6. Tipe  Emosional Neutral Learning
Siswa tipe ini akan dapat belajar berdasarkan fakta-fakta yang mereka temukan di sekitar lingkungan
7. Tipe  elektrik
Siswa tipe elektrik dapat menerima informasi belajar dalam berbagai situasi. Mereka dapat menerima pelajaran dengan metode dan media belajar apapun. Tipe elektrik merupakan gabungan dari semua tipe belajar yang ada.

7. Jelaskan bagaimana pandangan Gerry terhadap perbedaan individu peserta didik !
Jawab :
Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengatagorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut :
1. Perbedaan  fisik : usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan  social termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan intelegensi dan perbedaan dasar.
5. Perbedaan  atau kepandaian di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar